Garudayaksa.com, Jakarta - Pemerintah
terus melakukan penanganan wabah campak dan kejadian luar biasa (KLB)
gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua. Tercatat, setidaknya 70 anak
meninggal dunia akibat campak dan gizi buruk.
Ketua
DPP Partai Gerindra, Novita Wiijayanti, menyayangkan peristiwa yang
hingga merenggut nyawa puluhan anak tersebut. Dia mengaku heran,
bagaimana bisa ditengah pertumbuhan ekonomi yang disebut membaik, kasus
gizi buruk malah terjadi. Apalagi, Papua merupakan daerah kaya raya yang
memiliki tambang emas dan sumber daya alam melimpah lainnya
"Kasus seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi," kata Novita, Minggu (28/1).
Dia
pun menyebut, gizi buruk masih menjadi ancaman bagi segenap anak
bangsa. Menurutnya, berdasarkan ambang batas yang ditetapkan badan
kesehatan dunia (WHO) menunjukkan, angka anak-anak yang menderita
kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi. Pada kategori kekurangan gizi
menurut indeks berat badan per usia, angkanya mencapai 17 persen.
Padahal ambang batas angka kekurangan gizi WHO itu 10 persen.
Sedangkan
kategori kekurangan gizi berdasarkan indeks tinggi badan per usia.
Dalam kategori ini, angka kekurangan gizi masih 27,5 persen dari ambang
batas WHO adalah 20 persen.
Ada
pun dalam kategori kekurangan gizi yang terakhir adalah indeks
berdasarkan berat badan per tinggi badan mencapai 11 persen, dan
terdiri dari kurus dan sangat kurus,dari ambang batas WHO adalah lima
persen. "Seharusnya angka yang dirilis awal tahun lalu itu bukan hanya
hitungan statistik. Tetapi jadi peringatan bagi pemerintah untuk
melakukan aksi nyata mengatasi kekurangan gizi," tegas Novita.
Anggota
Komisi V DPR RI ini juga meminta pembangunan infrastruktur tidak hanya
menyentuh akses jalan tetapi juga kesehatan. Pusat layanan kesehatan
juga harus dibangun hingga tingkat yang paling bawah. Sehingga
masyarakat semakin mudah mengakses layanan kesehatan.
"Jangan
ada lagi satu pun generasi penerus bangsa yang meninggal sia-sia akibat
gizi buruk dan wabah penyakit. Pemerintah harus segera mengatasi
masalah ini dan mencegah agar tidak terjadi lagi," kata Anggota DPR dari
daerah pemilihan Jawa Tengah ini.
Seperti
diketahui, dari 70 korban meninggal itu, 65 anak meninggal akibat gizi
buruk, empat anak karena campak dan satu orang karena tetanus. Data di
Posko Induk Penanggulangan kejadian Luar Biasa (KLB) Asmat di Agats
menyebutkan 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik
Fayit, delapan anak di Distrik Aswi, empat anak di Distrik Akat dan enam
lainnya meninggal di RSUD Agats.
(RRB)
trimakasih atas bantuannya dik, berkunjung jg ke blog ku ya di
BalasHapuswww.novitacenter.com